Jumat, 28 April 2023

Mengenal Pestisida,bagaimana cara kerjanya dalam melindungi tanaman dari serangan hama dan jenis-jenis pestisida

Gambar oleh zefe wu dari Pixabay


Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia. Namun, dalam praktiknya, para petani sering dihadapkan pada masalah serangan hama dan penyakit pada tanaman yang dapat mengancam hasil panen mereka. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan pestisida.

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman. Meskipun penggunaan pestisida dapat membantu para petani melindungi tanaman mereka dari serangan hama, namun terdapat dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia yang harus diperhatikan.

Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis pestisida yang umum digunakan dalam pertanian, serta cara kerja dan aplikasinya dalam melindungi tanaman dari serangan hama. Selain itu, kita juga akan membahas dampak penggunaan pestisida dan cara memilih pestisida yang tepat untuk jenis tanaman dan serangan hama yang dihadapi. Dengan memahami hal ini, diharapkan petani dapat memilih dan menggunakan pestisida dengan bijak dan efektif dalam menjaga kualitas hasil panen dan kesehatan lingkungan.

Daftar Konten :

Pengenalan tentang Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman. Pestisida dapat digunakan dalam berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Pestisida bekerja dengan cara merusak sistem saraf atau metabolisme hama atau organisme yang ditargetkan.

Pestisida merupakan salah satu cara yang umum digunakan oleh petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia, seperti tercemarnya air dan tanah serta meningkatkan risiko terkena penyakit.

Oleh karena itu, penggunaan pestisida harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Petani harus memilih jenis pestisida yang tepat untuk jenis tanaman dan serangan hama yang dihadapi, serta mengikuti aturan dalam penerapan pestisida seperti dosis, waktu aplikasi, dan cara penggunaan yang aman.

Selain itu, penggunaan pestisida organik atau alami juga menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan. Pestisida organik menggunakan bahan-bahan alami seperti minyak esensial dan ekstrak tanaman yang memiliki efek yang lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Dalam mengatasi masalah serangan hama dan penyakit pada tanaman, penggunaan pestisida merupakan salah satu solusi yang efektif. Namun, pemilihan jenis pestisida dan penggunaannya harus dilakukan dengan bijak untuk menjaga kualitas hasil panen dan lingkungan yang sehat.

Insektisida

Insektisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh serangga yang merugikan, seperti nyamuk, lalat, kutu, kecoa, dan semut. Serangga-serangga tersebut dapat membawa penyakit dan merusak tanaman, sehingga pengendalian populasi serangga perlu dilakukan. Insektisida dapat digunakan di berbagai tempat, seperti rumah, kebun, ladang, dan hutan.

Cara kerja insektisida tergantung pada jenis bahan aktif yang digunakan. Ada beberapa jenis insektisida yang umum digunakan, yaitu:

1. Kontak
Insektisida jenis ini bekerja dengan cara mengenai tubuh serangga dan menyebabkan kerusakan langsung pada sistem sarafnya. Serangga akan mati dalam beberapa saat setelah terkena insektisida.

2. Sistemik
Insektisida jenis ini diaplikasikan pada bagian tanaman atau bahan organik lainnya. Serangga yang makan atau bersentuhan dengan bagian tersebut akan terpapar insektisida dan mati.

3. Fumigan
Insektisida jenis ini diaplikasikan dalam bentuk gas. Serangga yang terkena gas ini akan mati dalam beberapa saat setelah terpapar.

Beberapa merek insektisida yang umum digunakan di Indonesia antara lain:

1. Baygon
Baygon adalah merek insektisida yang menggunakan bahan aktif sintetik, seperti propoxur, imiprothrin, dan cyfluthrin. Merek ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti semprotan, lotion, dan lilin.

2. Raid
Raid adalah merek insektisida yang menggunakan bahan aktif sintetik, seperti cypermethrin, imiprothrin, dan prallethrin. Merek ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti semprotan, bakar, dan elektromagnetik.

3. Hit
Hit adalah merek insektisida yang menggunakan bahan aktif sintetik, seperti permethrin, cypermethrin, dan d-trans-allethrin. Merek ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti semprotan, bakar, dan lotion.

Fungisida

Fungisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman. Jamur merupakan organisme mikroskopik yang dapat merusak tanaman dan memicu berbagai jenis penyakit, seperti busuk akar, kudis daun, karat, dan sebagainya. Penggunaan fungisida dapat membantu menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi hasil panen.

Cara kerja fungisida tergantung pada jenisnya. Fungisida kontak bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur pada permukaan tanaman dan menghentikan penyebarannya ke daerah lain. Sedangkan fungisida sistematik meresap ke dalam jaringan tanaman dan membunuh jamur secara internal, sehingga lebih efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur yang baru.

Jenis-jenis fungisida yang umum digunakan antara lain:

1. Fungisida kontak, seperti Mancozeb dan Chlorothalonil. Fungisida ini bekerja dengan cara menempel pada permukaan tanaman dan membunuh jamur yang ada di sana.

2. Fungisida sistematik, seperti Azoxystrobin dan Propiconazole. Fungisida ini meresap ke dalam jaringan tanaman dan membunuh jamur secara internal, sehingga lebih efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur yang baru.

Beberapa merek fungisida yang tersedia di Indonesia antara lain:

1. Dithane M-45
Dithane M-45 merupakan merek fungisida dengan bahan aktif Mancozeb. Fungisida ini digunakan untuk mencegah dan mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur pada tanaman hortikultura, seperti cabai, tomat, kentang, dan lain-lain.

2. Tilt
Tilt adalah merek fungisida dengan bahan aktif Propiconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman jagung, gandum, kacang tanah, dan lain-lain. Fungisida ini membantu mencegah penyakit seperti karat, busuk akar, dan sebagainya.

3. Amistar
Amistar adalah merek fungisida dengan bahan aktif Azoxystrobin. Fungisida ini efektif digunakan pada tanaman buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias untuk mencegah dan mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur seperti layu, bercak daun, dan busuk buah.

4. Score
Score adalah merek fungisida dengan bahan aktif Difenoconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman padi, kedelai, kacang hijau, dan lain-lain. Fungisida ini membantu mencegah penyakit seperti hawar daun, karat, dan bercak daun.

5. Bravo
Bravo adalah merek fungisida dengan bahan aktif Chlorothalonil. Fungisida ini digunakan untuk mencegah dan mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur pada tanaman buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.

6. Proline
Proline adalah merek fungisida dengan bahan aktif Prothioconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman padi, gandum, kedelai, dan kacang hijau. Fungisida ini membantu mencegah penyakit seperti karat dan bercak daun.

7. Ridomil Gold
Ridomil Gold adalah merek fungisida dengan bahan aktif Metalaxyl-M. Fungisida ini digunakan untuk mencegah dan mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur pada tanaman hortikultura, seperti kentang, tomat, dan cabai.

8. Folicur
Folicur adalah merek fungisida dengan bahan aktif Tebuconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman padi, gandum, kacang tanah, dan kacang hijau. Fungisida ini membantu mencegah penyakit seperti hawar daun, layu, dan bercak daun.

9. Topas
Topas adalah merek fungisida dengan bahan aktif Penconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah dan mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur pada tanaman hortikultura, seperti kentang, cabai, dan tomat.

10. Baycor
Baycor adalah merek fungisida dengan bahan aktif Cyproconazole. Fungisida ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada tanaman buah-buahan, seperti apel, anggur, dan stroberi. Fungisida ini membantu mencegah penyakit seperti karat, layu, dan bercak daun.

Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan atau membasmi gulma (tanaman liar atau tanaman pengganggu) yang tumbuh pada lahan pertanian, kebun, taman, atau lingkungan lainnya. Herbisida bekerja dengan cara mengganggu sistem pertumbuhan gulma sehingga tanaman pengganggu tersebut mati atau tidak berkembang lagi. Dalam penggunaannya, herbisida harus diterapkan dengan tepat dan hati-hati, karena jika digunakan secara berlebihan dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Cara kerja herbisida tergantung pada jenis bahan aktif yang terkandung di dalamnya. Beberapa jenis herbisida bekerja dengan cara menghambat sintesis protein pada tanaman pengganggu, sedangkan jenis lainnya bekerja dengan cara menghambat sintesis asam amino atau hormon tanaman. Selain itu, ada juga jenis herbisida yang bekerja dengan cara membunuh sel tanaman pengganggu.

Jenis-jenis herbisida dibagi berdasarkan cara kerjanya, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu yang bersentuhan langsung dengan herbisida tersebut. Sedangkan herbisida sistemik bekerja dengan cara menyebar melalui seluruh tanaman pengganggu dan membunuhnya dari akar hingga ujung daun. Herbisida sistemik lebih efektif dalam membunuh tanaman pengganggu, namun juga memiliki potensi lebih besar untuk merusak lingkungan karena menyebar ke seluruh tanaman.

Contoh merek herbisida yang tersedia di Indonesia antara lain:

1. Roundup
Roundup adalah merek herbisida dengan bahan aktif Glyphosate. Herbisida ini sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis gulma, seperti rumput, semak, dan tanaman pengganggu lainnya. Roundup umumnya digunakan untuk membuka lahan pertanian baru atau membersihkan lahan dari tanaman pengganggu sebelum menanam kembali.

2. Gramoxone
Gramoxone adalah merek herbisida dengan bahan aktif Paraquat. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis pada tanaman pengganggu. Gramoxone biasanya digunakan untuk membunuh gulma pada tanaman padi dan tebu.

3. Fusilade
Fusilade adalah merek herbisida dengan bahan aktif Fluazifop-P-Butyl. Herbisida ini digunakan untuk membunuh jenis gulma tertentu pada tanaman padi, jagung, dan tanaman hortikultura lainnya.

4. Atrazine
Atrazine adalah merek herbisida dengan bahan aktif Atrazin. Herbisida ini digunakan untuk membunuh gulma pada lahan pertanian dan kebun buah-buahan.

5. 2,4-D
2,4-D adalah merek herbisida dengan bahan aktif 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid. Herbisida ini digunakan untuk membunuh jenis gulma tertentu pada tanaman jagung, padi, dan kebun buah-buahan.

6. Gramasid
Gramasid adalah merek herbisida dengan bahan aktif Paraquat. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis pada tanaman pengganggu. Gramasid dapat digunakan untuk membunuh berbagai jenis gulma pada lahan pertanian dan perkebunan.

7. Basagran
Basagran adalah merek herbisida dengan bahan aktif Bentazon. Herbisida ini digunakan untuk membunuh jenis gulma tertentu pada tanaman padi, kedelai, dan kacang-kacangan.

8. Reglone
Reglone adalah merek herbisida dengan bahan aktif Diquat. Herbisida ini bekerja dengan cara menghambat proses fotosintesis pada tanaman pengganggu. Reglone biasanya digunakan untuk membunuh gulma pada lahan pertanian, perkebunan, dan kebun sayur.

9. Starane
Starane adalah merek herbisida dengan bahan aktif Fluroksipir. Herbisida ini digunakan untuk membunuh jenis gulma tertentu pada tanaman jagung, kedelai, dan kacang-kacangan.

10. Primextra
Primextra adalah merek herbisida dengan bahan aktif Metolaklor dan Atrazin. Herbisida ini digunakan untuk membunuh berbagai jenis gulma pada lahan pertanian dan kebun buah-buahan.

Rodentisida

Rodentisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hewan pengerat, seperti tikus dan mencit. Pengerat dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, merusak tanaman dan makanan, serta menularkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan peliharaan. Oleh karena itu, rodentisida digunakan untuk mengendalikan populasi hewan pengerat yang merugikan.

Cara kerja rodentisida tergantung pada jenis bahan aktif yang digunakan. Ada beberapa jenis rodentisida yang umum digunakan, yaitu:

1. Antikoagulan
Antikoagulan adalah jenis rodentisida yang paling umum digunakan. Bahan aktifnya bekerja dengan cara mengganggu proses pembekuan darah pada hewan pengerat. Sebagai akibatnya, hewan pengerat tersebut mengalami pendarahan internal dan mati. Biasanya, butuh beberapa hari hingga satu minggu untuk tikus atau mencit mati setelah mengonsumsi antikoagulan.

2. Zat Beracun
Zat beracun adalah jenis rodentisida yang mengandung bahan kimia seperti arsenik, fosfor, dan sianida. Zat ini dapat membunuh hewan pengerat dengan cepat, tetapi juga dapat membahayakan manusia dan hewan lain jika tidak digunakan dengan benar.

3. Repellent
Repellent adalah jenis rodentisida yang tidak membunuh hewan pengerat, tetapi membuatnya menghindari suatu area. Bahan aktifnya biasanya berupa bau atau rasa yang tidak disukai oleh hewan pengerat.

Beberapa merek rodentisida yang umum digunakan di Indonesia antara lain:

1. Ratron
Ratron adalah merek rodentisida yang menggunakan bahan aktif Bromadiolon. Merek ini tersedia dalam bentuk umpan racun yang sangat disukai oleh tikus.

2. Talon
Talon adalah merek rodentisida yang menggunakan bahan aktif Brodifakum. Merek ini biasanya digunakan untuk mengendalikan populasi tikus pada lahan pertanian dan perkebunan.

3. Tomcat
Tomcat adalah merek rodentisida yang menggunakan bahan aktif Bromadiolon. Merek ini tersedia dalam bentuk umpan racun yang disukai oleh tikus.


Kesimpulan yang dapat dipetik ialah, Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama, penyakit, dan gulma yang merusak tanaman, hewan, dan manusia. Jenis-jenis pestisida meliputi herbisida untuk mengendalikan gulma, fungisida untuk mengendalikan penyakit pada tanaman, insektisida untuk mengendalikan serangga, dan rodentisida untuk mengendalikan hewan pengerat. 

Pestisida bekerja dengan cara mengganggu sistem fisiologis atau saraf dari hama atau organisme target, sehingga menyebabkan kematian atau pengendalian populasi. Namun, penggunaan pestisida juga dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, seperti pencemaran air, udara, dan tanah. 

Pemilihan jenis pestisida dan penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Pilihan pengendalian terbaik adalah dengan menghindari penggunaan pestisida secara berlebihan dan beralih ke metode pengendalian organik atau pengendalian terpadu, yaitu penggunaan pestisida yang lebih ramah lingkungan dan efektif dengan menggunakan kombinasi berbagai metode, seperti penggunaan predator alami atau penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap hama atau penyakit tertentu.
Previous Post
Next Post

0 comments:

Halo,Berkomentarlah dengan baik dan sopan.