Kamis, 22 Juni 2023

Membahas Penurunan Produktifitas pada metode pertanian konvensional

Berangkat dari pertanyaan dari orang disekitar saya yang mata pencaharian utama mereka adalah petani, banyak yang mengeluhkan produksi mereka tahun demi tahun terus menurun. Terbesit dalam benak saya untuk menjawabnya dalam artikel ini. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi penurunan produktifitas. Untuk itu kita perlu menelisik lebih jauh bagaiamana dan metode apa yang digunakan. 

Dalam menjawab keluhan para petani mengenai penurunan produksi yang terus-menerus, penting untuk mempertimbangkan metode pertanian konvensional yang digunakan. Metode pertanian konvensional mengacu pada pendekatan tradisional yang telah lama digunakan dalam produksi pertanian, seperti penggunaan pestisida, pupuk kimia, irigasi konvensional, dan pengolahan tanah intensif.

Meskipun metode pertanian konvensional dapat memberikan hasil yang cukup pada awalnya, ada beberapa alasan mengapa produktivitas pertanian cenderung menurun dari waktu ke waktu.

Pertama, penggunaan intensif pestisida dan pupuk kimia dalam pertanian konvensional dapat menyebabkan penurunan nutrisi tanah alami. Meskipun pupuk kimia dapat memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman secara instan, mereka cenderung mengabaikan keberlanjutan kesuburan tanah dalam jangka panjang. Seiring berjalannya waktu, tanah menjadi kurang subur, dan tanaman tidak lagi mendapatkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhannya. Hasilnya, produktivitas pertanian menurun.

Selain itu, praktik pengolahan tanah yang intensif dalam pertanian konvensional dapat merusak struktur tanah yang sehat. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat menyebabkan erosi tanah, kehilangan lapisan topsoil yang kaya nutrisi, dan pengurangan kualitas tanah secara keseluruhan. Tanah yang rusak ini menyulitkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi daya tahan tanah terhadap kondisi lingkungan yang berubah.

Selanjutnya, penggunaan pestisida dalam pertanian konvensional dapat menyebabkan perkembangan daya tahan pada hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang semula sensitif terhadap pestisida menjadi semakin tahan terhadap zat-zat kimia yang digunakan. Sebagai respons, petani terpaksa menggunakan dosis yang lebih tinggi atau beralih ke pestisida yang lebih kuat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia.

Kemudian, pertanian konvensional sering kali cenderung mengabaikan pentingnya keragaman hayati dalam ekosistem pertanian. Praktik monokultur yang umum dalam pertanian konvensional menyebabkan penurunan keragaman genetik tanaman. Akibatnya, tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama, penyakit, dan perubahan lingkungan. Kehilangan keanekaragaman hayati juga berdampak negatif pada polinasi dan rantai makanan di sekitar pertanian.

Terakhir, metode pertanian konvensional kurang memiliki ketahanan terhadap perubahan eksternal. Kondisi iklim yang tidak stabil dan perubahan cuaca yang ekstrem dapat berdampak negatif pada tanaman dalam pertanian konvensional. Kurangnya adaptasi dan ketahanan sistem pertanian konvensional terhadap perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan produksi.

Untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan produktivitas pertanian, pendekatan pertanian berkelanjutan menjadi semakin relevan. Pertanian berkelanjutan mempromosikan penggunaan praktik-praktik yang lebih alami dan ramah lingkungan, seperti pertanian organik, agroforestri, rotasi tanaman, pengelolaan air yang efisien, dan pelestarian keragaman hayati. Dengan mengadopsi pendekatan ini, petani dapat membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada input eksternal yang mahal, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga lingkungan hidup yang sehat.

Dalam menghadapi tantangan produktivitas pertanian yang terus menurun, penting bagi para petani untuk mempertimbangkan transisi ke praktik-praktik pertanian berkelanjutan. Dengan memperhatikan keberlanjutan jangka panjang, keseimbangan ekosistem, dan ketahanan terhadap perubahan, pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, meningkatkan produktivitas, dan menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.
Previous Post
Next Post

0 comments:

Halo,Berkomentarlah dengan baik dan sopan.